My Home

Minggu, 30 Maret 2008

My Story ON iedul Fitri 2007

 idul fitri di tahun 2007Setelah acara buka puasa bersama di sekolah aku langsung pulang dengan ayah ke Depok.

Keesokan hari di lanjutkan ke Palembang dengan pesawat jam 13,15 ternyata pesawat tidak dapat take off karena mesin mati dan di coba sekali lagi tetap mati. Syukurlah lebih awal diketahui seandainya sudah berada di atas angkasa hanya Allah yang mengetahui segalanya. Akhirnya semua penumpang turun kembali dan menunggu pesawat pengganti dari Surabaya pada jam 14.30.

Keterlambatan tersebut tidak menyurutkan semangat adikku yang sudah lama menunggu untuk menjemputku. Aku senang melihat adiku semakin criwis. Lucu,sekali adikku menceritakan puasanya yang salah satu kejadian yang tidak pernah terlupakan,waktu disuruh sholat Asar adikku sempat minum air keran kamar mandi karena tidak tahan hausnya. Setelah buka puasa Maghrib adikku meceritakan apa yang dilakukannya dan selang beberapa jam perutya sakit dan jadi diare. Kami yang mendengar semuanya di mobil tertawa terbahak-bahak .merasa lucu dibuatnya.

Sudah beberapa hari aku di Sungai Gerong rasa jenuh mulai timbul, kadang aku coba bantu buat makanan untuk buka puasa seperti Pudding, Creps, Dorayaki dan banyak lagi yang lain. Kadang juga aku bersama adik dan teman-teman naik sepeda ke pinggir Sungai Musi sambil menunggu bedug kumandang adzan Maghrib.

Kebanyakan temanku belum libur dan yang sudah libur memang sekolah-sekolah Islam seperti aku. Sementara sekolah dekat rumahku juga belum libur. Di tempat aku tinggal ada sekolah dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas.

Setelah tanggal 5 Oktober aku baru bisa ketemu sahabat-sahabatku yang lain karena mereka baru libur tapi itupun hanya beberapa hari sebab mereka harus pergi mudik bersama orang tua mereka. Biasanya aku juga mudik ke Jakarta atau ke Jawa Timur. Memang paling banyak yang tinggal di Sungai Gerong adalah orang pendatang atau perantau.

Kejenuhan bisa tersingkiri dengan tadarusan dimesjid kebetulan ayahku menjadi salah satu pengurus BDI [Badan Dakwah Islam] pengurus BAZMA (Baituzzakah Pertamina) juga KBIH PETRO AL HAJJ di Pertamina UP III Plaju-Sungai Gerong.

Dan Alhamdulillah tahun ini kami sekeluarga masih bisa buka puasa bersama anak panti asuhan dan ini di lakukan secara rutin setiap tahun, dan bukan kalangan artis saja yang membagikan nasi bungkus di waktu sahur aku dan keluarga juga demikian bahkan kali ini ibu yang memasaknya sendiri. Sampai hal ini pun di terapkan dalam kegiatan ESQ remaja. Ibu yang mengusulkan ide Sahur on the Road. Tiga hari sebelum lebaran pembantuku sudah pulang dan saat itulah ibu bingung kalang kabut yang pada akhirnya ibu terserang flu berat sampai-sampai suaranya hilang.

Hari kamis tanggal 11 Oktober 2007 malam saya mendegarkan sidang istbat melalui radio. Sidang ini adalah sidang yang menentukan hari raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1428 H. Di akhir sidang pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 13 Oktober 2007.

Aku dan teman-teman sepakat akan ikut untuk takbir.keesokan harinya. Aku dan teman-teman berkumpul di mesjid dekat rumahku yang bernama masjid Darur-Rahmah dan biasanya takbir dengan mengendarai beberapa bus perusahaan dan pick-up terbuka untuk bawa bedug. Takbiran kami pun berkeliling mulai dari Komplek Sungai Gerong, Plaju, dan Bagus Kuning yang ketiganya merupakan komplek perumahan Pertamina UP. III. Untuk keamanan dan kelancaran perjalanan kamipun juga dikawal oleh Polisi. Takbir ini dimulai sesudah Isya’ jam 19.30 dan berakhir pukul 21.00. Setelah kembali ke mesjid lagi aku dan teman-teman takbir dimesjid tapi hanya sebentar karena ibuku dirumah sedang sakit yang hanya ditunggui oleh adikku.

Sesampai dirumah kulihat rumah sudah bersih dan rapih pakaian yang akan dipakai untuk esok hari juga sudah disediakan ibu tapi kudapati ibu sedang merintih karena dada ibu sesak dan sakit batuk dan perlu istirahat beberapa jam untuk memulihkan kondisi seperti ini. Ibuku sudah tiga tahun terserang penyempitan pembuluh darah pada jantung, dan ini sudah kejadian yang kesekian kalinya ibu kecapekan.

Keesokan hari sebelum adzan Subuh terdengar ibu sudah membangunkanku untuk sholat Subuh dan bersiap-siap untuk Sholat Ied. Tepat pukul 7.00 kami pergi ke mesjid sementara di mesjid sudah terdengar suara takbir dan mulai dipadati kaum muslim untuk sholat Ied, Aku dengan ayah menuju barisan/shaf laki-laki, sementara ibu dengan adik menuju ke barisan/shaf perempuan. Tepat pukul 7.30 sholat Ied di mulai dan dilanjutkan dengan Khotbah Iedul Fitri lalu di tutup dengan do’a. Seperti biasa selesai sholat Ied diteruskan dengan berbaris bersalam-salaman saling bermaaf-maafan lahir dan bathin, Minal ‘Aidin wal Faidzin untuk perempuan sesama jamaah perempuan dan laki-laki dengan sesama jamaah laki-laki. Setelah mengantarkan Ibu dan Adik sampai di halaman rumah aku dan ayah kembali lagi ke mesjid untuk antar dan mendampingi bapak Khatib Idul Fitri ke rumah General Manager Unit Pengolahan III untuk bersilaturahim.

Setelah acara dari GM selesai aku langsung pulang karena ibu sudah menanti untuk sungkem yang di mulai dari ibu ke ayah, aku dan adikku, pasti ada nasihat dari mereka rajin sholat, rajin belajar dan sayangi adik. Setelah itu berlalu yang kunanti pun datang juga yaitu pembagian THR, walau tak banyak aku senang apalagi Khanaya adikku sampai dompet ibuku di pinjam untuk bergaya.

Kami bersilatulrahim ke rumah bapak Djoko tetangga disebelah rumah yang lebih tua dari ayah karena malu kalau keduluan mereka lagi sementara kami yang muda seharusnya berkunjung ke yang lebih tua. Sedangkan tetangga deretan depan dan sebelah kanan mereka mudik. Hanya beberapa menit saja kami di rumah bapak Djoko karena dirumah kami sudah ada beberapa tamu juga untuk berlebaran

Dan inipun silih berganti tamu yang datang.aku bantu ibu yang diperlukan dan mempersilahkan tamu untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan. Setelah Dzuhur tamu sudah tidak ada. aku dan adik mulai membersihkan piring kotor sampai ayah pun ikut serta. Setelah selesai kami istirahat, kulihat ibu pucat sekali, sementara setelah Maghrib masih ada beberapa tamu lagi yang kerumah sampai menjelang pukul 20.30.

Memasuki hari ke dua masih ada tamu juga tapi tidak sebanyak hari pertama. Setelah Ashar ibu harus dibawa kerumah sakit, ibu harus mendapatkan Oksigen, kata dokter ibu harus istirahat dulu di rumah sakit. semetara ayah, aku dan adik pulang kerumah, Ayah langsung telepon pembantu untuk besok segera datang. Pada pagi hari pembantuku sudah datang dan pukul 8.00 kami bertiga jemput ibu untuk pulang ke rumah dan istirahat yang banyak dan Alhamdullilah sampai aku mengetik cerita ini ibu sudah bisa diajak bercanda lagi.